Film-Series

Review Serial TV The 100 Season 2

Afif Dalma
July 27, 2021
0 Comments
Home
Film-Series
Review Serial TV The 100 Season 2

Sepertinya saya semakin dibuat jatuh cinta dengan serial yang satu ini, terlebih lagi setelah menamatkan season keduanya. Jalan cerita yang saya pikir bakal clear di season 1, justru malah makin bertambah rumit setelah kemunculan musuh baru bernama Mountain Men, penduduk Bumi yang berhasil selamat dari ledakan dan radiasi bom nuklir karena bersembunyi di dalam bunker bawah tanah di Mount Weather.

Cerita dimulai dengan menjelaskan apa yang terjadi pada Clarke Griffin dan teman-temannya di akhir season pertama. Clarke yang sudah sadarkan diri setelah ledakan bom yang terjadi di dropship, mendapati dirinya berada di sebuah ruangan tertutup, salah satu fasilitas milik Mountain Men. Cerita pun dimulai saat Clarke mengetahui agenda tersembunyi dari kelompok tersebut.

Clarke yang mengetahui niat jahat dari Mountain Men, langsung menyuruh ke-47 temannya untuk segera melarikan diri dari bunker. Sayangnya Jasper dan yang lainnya sudah lebih dulu dibujuk oleh sang Presiden dengan diiming-imingi keamanan dan semua fasilitas yang tersedia di bunker. Disisi lain, para penduduk Ark yang tersisa berhasil mendarat dengan selamat di Bumi, namun sayangnya mereka harus berhadapan dengan para Grounders yang marah karena kehilangan teman-temannya akibat ledakan di dropship.

Review The 100 Season 2

Tak kalah menarik dibandingkan season pertamanya, season kedua turut menghadirkan plot yang tidak terduga dan makin berkembang serta jumlah karakter yang kian bertambah. Sinematografi di season kedua juga mengalami peningkatan, walaupun efek CGI masih terlihat kaku di beberapa scene.

Setiap karakter membawa berbagai konflik yang saling berhubungan dan semakin meningkat dari awal cerita hingga memberikan ending yang memuaskan namun tetap penuh tanda tanya. Terlebih lagi kemunculan Lexa yang berhasil memberikan warna baru pada cerita kali ini, ia juga memegang peran kunci sebagai Heda (komandan) dari pasukan Grounders. 

Tak hanya menampilkan karakter baru, beberapa karakter pendukung juga turut mendapatkan porsi lebih dibandingkan di season sebelumnya. Namun sayangnya perjalanan Finn Collins harus berakhir di season kali ini. Padahal Finn termasuk salah satu pemeran utama dalam serial ini, sayangnya rasa bucinnya terhadap Clarke malah membawa petaka bagi dirinya, Finn yang awalnya cinta perdamaian malah berubah menjadi seorang psikopat tak kenal ampun.

Oh iya, pada season kali ini rahasia tentang the Reapers akhirnya terungkap. Sosok asli dari para manusia kanibal ini ternyata adalah para tahanan Grounders yang kepribadiannya diubah melalui suntikan vaksin oleh Mountain Men, dan tanpa vaksin dari mereka para Reapers tidak akan bisa bertahan hidup. Oleh karena itu the Reapers diberi misi untuk menangkap siapapun disekitar Mount Weather untuk diserahkan kepada Mountain Men demi mendapat vaksin tersebut.

Sama halnya seperti di season pertama, kali ini kita tetap disuguhi dengan dua fokus cerita utama, yaitu para Sky People (sebutan untuk penduduk Ark) harus membangun relasi dengan Grounders demi menyelamatkan para tahanan di Mount Weather, dan syarat untuk menjalin hubungan dengan Grounders adalah menyerahkan Finn si pembunuh.

Kemudian cerita kedua berfokus pada Thelonious Jaha, John Murphy dan beberapa Sky People lainnya yang melakukan perjalanan ke timur untuk mencari City of Light. sebuah kota maju yang dipercaya dapat menjadi tempat bernaung bagi seluruh penduduk Ark. Namun diakhir cerita kamu pasti bisa menebak bahwa City of Light bukanlah sebuah kota yang sebenarnya Thelonious cari selama ini.

Setelah menyaksikan season kedua ini maka kamu akan sadar jika serial ini mulai kehilangan tema bertahan hidupnya, bisa dibilang unsur utama season kali ini lebih ke penyelamatan dibandingkan survival. Namun sisi baiknya, berkat cerita apik yang disuguhkan, serial The 100 season 2 mengalami peningkatan rating yang cukup baik, sehingga season kedua ini bisa dikatakan sebagai sebuah sekuel yang luar biasa dan wajib untuk segera ditonton.

Blog authors

Afif Dalma
Afif Dalma
I'm a fast learner individual who loves the world of technology include: digital marketing, graphic design, blogging and programming.

No comments

Berkomentarlah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan sopan :)