Sistem manufaktur adalah cara yang digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang bisa dijual.
Setiap perusahaan memiliki caranya sendiri dalam memproduksi barang. Sehingga, bisa dibilang bahwa sistem manufaktur yang digunakan perusahaan pun akan beragam.
Pemilihan sistem manufaktur tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan konsumen dan kondisi perusahaan dan konsumen.
Untuk
menentukan sistem manufaktur apa yang bisa perusahaan Anda pilih, Anda perlu
mengetahui jenis-jenis sistem manufaktur yang ada.
Fungsi Sistem Manufaktur di Perusahaan
Sebenarnya, untuk apa sistem manufaktur digunakan di perusahaan? Ternyata ada beberapa fungsinya, yaitu sebagai berikut:
- Untuk menentukan cara produksi yang terbaik dengan menyesuaikan pesanan konsumen dengan produk dari perusahaan.
- Untuk mengukur persediaan dan tingkat produksi yang akan dilakukan.
- Untuk mengukur kualitas barang yang akan diproduksi.
- Untuk menghitung biaya yang akan dikeluarkan selama proses produksi.
- Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda-beda.
Jenis Sistem Manufaktur
Sebenarnya, ada 7 sistem manufaktur yang biasa digunakan oleh perusahaan manufaktur. Adapun penjelasan dari ketujuh sistem tersebut adalah sebagai berikut.
1. Make to Stock
Sistem manufaktur ini dipilih jika perusahaan hanya ingin memproduksi barang untuk memenuhi persediaan.
Sehingga, apabila ada konsumen yang melakukan
pemesanan, perusahaan bisa segera mengirimkannya ke konsumen.
2. Assemble to Order
Sistem manufaktur assemble
to order berupa perakitan yang dilakukan perusahaan apabila ada pesanan
dari konsumen. Untuk melakukannya, perusahaan sudah memiliki blueprint dan komponen-komponen produk
sebelum perakitan.
3. Make to Order
Sistem manufaktur ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan produksi barang hanya jika ada pesanan.
Biasanya, sistem manufaktur make to order dipakai apabila produk perusahaan bersifat khusus
atau custom, sesuai dengan permintaan
setiap konsumen.
4. Engineering to Order
Sistem manufaktur engineering to order digunakan oleh perusahaan yang tidak memiliki persediaan. Ini karena perusahaan baru memulai perancangan produk apabila ada permintaan konsumen.
Sama seperti sistem manufaktur make to order, sistem ini dipilih oleh perusahaan yang memiliki
produk bersifat unik, tergantung seperti apa model yang konsumen minta.
5. Fixed Site
Sistem fixed site digunakan untuk membuat produk yang terdiri atas kombinasi beberapa kegiatan dan waktu pembuatannya terbatas.
Sehingga, sistem manufaktur ini cocok untuk produk
yang unik dan membutuhkan kreativitas tingkat tinggi.
6. Job Shop
Sistem manufaktur job shop dipilih oleh perusahaan yang memiliki banyak varian atau model produk, meskipun produksinya mungkin tidak terlalu banyak.
Untuk melakukan sistem manufaktur ini, perusahaan
membutuhkan tenaga kerja yang andal dan mesin yang bisa menangani banyak model
produk.
7. Flow Shop
Terakhir, ada sistem manufaktur flow shop. Sistem ini juga disebut dengan mass production atau produksi massal karena digunakan untuk memproduksi produk dalam jumlah yang banyak dan terus menerus.
Dalam memproduksi produk dalam jumlah yang banyak, perusahaan perlu memerhatikan kualitas. Setiap produk hendaknya dibuat dengan standar yang sama agar tidak ada perbedaan kualitas.
Itulah mengapa, untuk mengelola produksi massal, banyak perusahaan yang menggunakan software ERP. Software ERP bermanfaat untuk mengelola seluruh proses produksi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan hasil akhir.
Demikian ulasan mengenai fungsi sistem manufaktur dan tujuh jenis sistem yang biasa digunakan oleh perusahaan manufaktur.
Bagaimana dengan perusahaan Anda, mana sistem manufaktur yang Anda pilih? Jangan lupa untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan, ya!
No comments