Kamen Rider Heisei Generations Forever merupakan movie crossover penutup untuk Kamen Rider era Heisei. Saya sebagai tokufans sangat amat gembira karena movie ini tayang di sebagian besar bioskop di tanah air, termasuk di daerah saya. Tanpa pikir panjang, saya pun langsung menontonnya di hari pertama tayang.
Sebelum tayang di Indonesia, Kamen Rider Heisei Generations Forever sudah lebih dulu tayang di Jepang pada 22 Desember 2018 dan menjual 313.000 tiket dengan meraup keuntungan sebesar 389 juta yen (sekitar US $ 3,5 juta). Film ini akhirnya menghasilkan 1 miliar yen (sekitar US $ 9,11 juta) setelah 12 hari.
Menjadi movie penutup dari trilogy Heisei Generations, Kamen Rider Heisei Generations Forever menghadirkan cerita yang luar biasa, ditambah dengan adegan-adegan emosional di sepanjang film.
Menceritakan seorang Time Jacker bernama Tid yang mencoba untuk menangkap anak laki-laki misterius bernama Shingo. Tokiwa Sougo bersama Kiryu Sento mencoba untuk melindungi Shingo dari kejaran Tid, Another W dan Another Den-O. Lalu mereka menemukan bahwa Kamen Rider itu hanyalah sebuah cerita fiksi dan menjadi acara TV untuk menghibur anak-anak. Namun disisi lain, ternyata musuh sebenarnya telah menanti mereka, dan terjadilah pertarungan besar demi menyelamatkan sejarah Heisei Rider.
REVIEW (AWAS SPOILER)
Meskipun harus rela menonton dengan double subtitle dan terjemahan yang terbilang cukup kaku, saya tetap bisa menonton movie ini dengan enjoy. Kekecewaan saya hanya terletak pada jumlah penonton yang sangat sedikit, tidak sampai sepuluh orang. Namun saya tetap berpikir positif, karena saat itu saya menonton di malam hari.
Untuk filmnya sendiri, sang sutradara, Kyohei Yamaguchi menghadirkan cerita yang benar-benar menyentuh dan mengajak kita untuk bernostalgia bersama para rider favorit kita. Meskipun alur ceritanya terbilang cukup rumit karena berhubungan dengan perjalanan waktu (masa lalu dan masa depan), namun saya rasa hal ini bukan masalah bagi yang sudah menonton series Kamen Rider Den-o dan Kamen Rider Zi-O.
Selain itu, Shunsuke Daito benar-benar sangat mendalami perannya sebagai musuh utama dari para Heisei rider. Dengan akting yang luar biasa, ia mampu memerankan seseorang yang benar-benar membenci para Kamen Rider. Berkat hal tersebut ia mampu menghidupkan cerita di dalam film, bahkan saya pun sampai terbawa suasana.
Memasuki pertengahan film, terkuak alasan Tid menculik Shingo. Ternyata Shingo adalah titik keanehan yang bisa menghapus sejarah heisei rider, hal inilah yang membuat Tid terobsesi dengan dirinya. Disisi lain, adik Shingo, Ataru, justru berubah menjadi Another Den-O dan menganggu perjalanan Shogo dkk untuk menyelamatkan Shingo.
Kemunculan Another Den-O ternyata sudah menjadi rencana sang sutradara, karena disinilah kita diberikan sebuah kejutan besar. Kemunculan beberapa cast dari Kamen Rider Den-O, termasuk Takeru Satoh!. Walaupun perannya sangat singkat, namun Takeru Satoh berhasil mengobati rasa rindu para tokufans. Saat scene Den-O berakhir, Momotaros memberikan pesan singkat kepada Ryotaro Nogami yang memiliki makna sangat mendalam.
Di penghujung film menjadi bagian terkerennya. Tid berubah menjadi Another Kuuga bahkan berevolusi menjadi Another Ultimate Kuuga. Meskipun efek CGI nya masih kurang enak diliat, namun kekurangan itu tertutup oleh kemunculan para Heisei Kamen Rider!
Satu persatu heisei rider mulai bermunculan untuk mengalahkan para monster yang menyerang orang-orang. Momen yang sangat menyentuh tak lain disaat kemunculan Kamen Rider Kuuga sambil menunjukkan pose khas nya yaitu memberikan sebuah acungan jempol.
Reuni para heisei rider ditutup dengan pertempuran melawan another Ultimate Kuuga. Disini semua heisei rider melakukan rider kick nya masing-masing. Adegan ini tak kalah keren, dan menjadi salam perpisahan untuk para fans Kamen Rider. Film ditutup dengan pemutaran lagu opening dari Kamen Rider Kuuga hingga Kamen Rider Zi-O.
No comments