Demon Slayer atau Kimetsu no Yaiba merupakan seri manga populer karya Koyoharu Gotoge. Seperti judulnya, alur cerita pada seri ini berfokus pada pertempuran antara iblis melawan pemburu iblis. Tantangan sebenarnya adalah ketika melawan Twelve Demon Moons, yaitu iblis bulan dengan kekuatan luar biasa. Namun, iblis bulan atas (upper moon) lah yang menjadi ancaman serius bagi Tanjiro dkk.
Dari semua iblis bulan atas, yang paling menarik perhatian tentunya si upper moon satu yaitu Kokushibo. Sosok yang dikenal dengan teknik pernapasan bulan-nya ini merupakan bawahan terkuat Kibutsuji Muzan. Namun dibalik kekuatannya tersebut, ternyata dia memiliki masa lalu yang cukup menyentuh saat masih menjadi seorang manusia.
Seperti yang diketahui, Kokushibo merupakan iblis yang sudah hidup selama ratusan tahun, atau lebih tepatnya sejak periode Sengoku. Ini artinya dia merupakan iblis tertua setelah Muzan, sehingga tak heran jika dia sangat menghormati tuannya tersebut, dan juga respek terhadap seluruh anggota iblis bulan.
Sama halnya seperti anggota iblis bulan lainnya, saat masih menjadi manusia Kokushibou diiming-imingi kehidupan abadi oleh Muzan. Karena memiliki rasa iri serta dengki yang mendalam terhadap adiknya sendiri. Kemudian tanpa pikir panjang ia pun langsung menerima tawaran tersebut.
Michikatsu Tsugikuni, itulah namanya saat masih menjadi manusia. Ia merupakan kakak dari Yoriichi Tsugikuni, nenek moyang sekaligus pencipta teknik pernapasan. Mereka merupakan saudara kembar, namun karena Yoriichi terlahir dengan "tanda" di dahinya, ia diperlakukan buruk oleh ayahnya karena dianggap sebagai pembawa petaka. Hal ini membuat Yoriichi lebih dekat dengan ibunya.
Awalnya Yoriichi ingin dibunuh oleh ayahnya, namun ibunya tak terima dengan keputusan tersebut. Alhasil sebagai gantinya dibuatlah kesepakatan, yaitu saat menginjak usia sepuluh tahun Yoriichi harus menjadi pendeta. Sementara Michikatsu yang terlahir normal (tanpa tanda), ditunjuk sebagai penerus keluarganya.
Sebagai seorang adik, Yoriichi sangat menyayangi serta menghormati kakaknya. Namun walaupun Michikatsu tahu kalau adiknya sangat menyayanginya, perasaannya justru sebaliknya. Hanya rasa iba dan kasihanlah yang dimiliki Michikatshu terhadap adiknya, dan perasaan tersebut lah yang membuatnya mau bermain dengan Yoriichi.
Seiring berjalannya waktu, tanda yang dianggap buruk tersebut nyatanya malah memberikan Yoriichi bakat yang tak dimiliki oleh Michikatsu. Suatu hari, dalam duel pedang melawan anak buah ayah mereka, Yoriichi mampu mengalahkannya empat kali berturut-turut. Hal ini membuat Michikatsu heran, karena ia yang sudah berlatih sejak lama saja belum pernah mengalahkannya sekalipun.
Kejadian tersebut terdengar sampai ke telinga ayah mereka, dan membuat posisi mereka "hampir" tertukar. Namun pada suatu malam, tepat saat ibu mereka meninggal, Yoriichi menghampiri Michikatsu dan mengatakan bahwa ia akan pergi ke kuil malam itu juga. Dengan senyumannya yang tulus, ia membalut seruling yang dibuatkan oleh sang kakak, lalu kemudian berpamitan sambil berlutut.
lagi-lagi Michikatsu berpikir sebaliknya, ia malah menganggap hal tersebut menjijikan, karena seruling yang ia buat tak lebih dari sekedar sampah. Nah, disinilah rasa kebencian Michikatsu mulai memuncak, tepatnya saat ia mengetahui kebenaran tentang sang adik, yang tak hanya diberkahi keterampilan tapi juga kejeniusan.
Mulai saat itu, setiap harinya Michikatsu dipenuhi dengan rasa dendam, iri, benci, hingga berharap adiknya mati. Keinginannya sempat terwujud, karena selama sepuluh tahun lamanya ia sama sekali tak mendengar kabar mengenai Yoriichi. Michikatsu menjalani kehidupannya dengan tentram sebagai penerus dari ayahnya.
Sampai pada suatu saat, Yoriichi akhirnya menampakkan diri setelah sekian tahun lamanya. Ketentraman Michikatsu langsung buyar seketika. Dia langsung dibutakan oleh kekuatan serta keinginan untuk menjadi kuat. Sampai pada akhirnya ia mampu membangkitkan tanda yang sama dengan Yoriichi.
Tetapi dia masih belum merasa puas, karena berbeda dengan adiknya, dia hanya mampu menggunakan teknik pernapasan bulan yang sejatinya merupakan turunan dari teknik pernapasan matahari. Selain itu, ternyata kemunculan tanda tersebut dapat membuat penggunanya mati ketika berumur 25 tahun.
Oleh sebab itu, ia menerima tawaran Muzan dan berubah menjadi iblis abadi bernama Kokushibo. Setelah menjadi iblis, semua ingatan mengenai kehidupan sebelumnya hilang termasuk tentang keluarganya serta anak istrinya. Tapi anehnya hanya sosok Yoriichi saja yang tidak pernah menghilang dari ingatan Kokushibo. Dan pada pertemuan terakhir mereka, dalam wujud iblis, Kokushibo heran karena adiknya mampu melewati kematian bahkan tumbuh hingga menjadi kakek tua.
Tanpa segan ia pun berhasil membunuh Yoriichi yang kekuatannya makin melemah karena faktor usia. Singkat cerita, hal tersebut membuatnya sedikit menyesal. Yap, menyesal karena dia berpikir tidak akan pernah ada orang yang bisa membunuhnya selain Yoriichi. Sampai pada akhirnya Kokushibo berhasil dikalahkan oleh Gyomei, Sanemi, Tokito dan Genya. Saat itu juga dia sadar bahwa perkataan Yoriichi benar, tentang generasi selanjutnya pasti bisa melebihi mereka berdua.
Nah, itulah dia kisah masa lalu Kokushibo (Michikatsu Tsugikuni) sebelum menjadi iblis bulan atas di serial Kimetsu no Yaiba (Demon Slayer). Kisah mengenai adik kakak yang mengambil jalan berbeda memang selalu menarik untuk disimak, sama halnya seperti kisah dari Michikatsu dan Yoriichi diatas.
No comments