Setiap kali memasuki penghujung bulan November tak jarang kita akan menemukan promo bertajuk Black Friday atau secara harfiah berarti hari Jumat Hitam. Mungkin di Indonesia istilah ini masih terdengar asing, namun di negara-negara Amerika dan Eropa Black Friday menjadi tanda dimulainya musim belanja liburan.
Meskipun istilah ini kurang familiar di Indonesia, nyatanya ada banyak sekali toko dan e-commerce yang ikut meramaikan hari spesial ini dengan memberikan potongan harga (diskon). Alhasil hal tersebut membuat promo Black Friday selalu dinantikan setiap menjelang akhir tahun.
Namun diluar itu, mimin yakin tak sedikit teman-teman pembaca yang penasaran dengan istilah tersebut, dan mengapa dinamakan Black Friday. Di artikel kali ini mimin akan menjelaskan sedikit tentang pengertian Black Friday. Simak ulasannya di bawah ini.
Apa itu Black Friday
Black Friday merupakan hari Jumat spesial setelah perayaan Thanksgiving, dan secara tak resmi menjadi tanda dimulainya liburan Hari Natal dan Tahun Baru. Event Black Friday sendiri dirayakan setelah hari Thanksgiving, atau tepatnya setiap hari Jumat di minggu keempat bulan November. Pada tahun ini, Black Friday jatuh pada tanggal 26 November 2021.
Di hari tersebut, berbagai toko offline maupun online akan memberikan diskon besar-besaran. Alhasil Black Friday dikaitkan dengan tradisi belanja liburan akhir tahun. Jadi tak heran kalau event ini sangat dinantikan oleh banyak orang, sebab kita bisa berbelanja produk fisik maupun non-fisik dengan harga miring.
Sejarah singkat Black Friday
Awalnya Black Friday hanya diadakan di Amerika Serikat, namun seiring berjalannya waktu event ini mulai dirayakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun berbeda dengan Thanksgiving yang sudah dirayakan di Amerika Serikat selama berabad-abad, Black Friday justru baru memperoleh popularitasnya pada tahun 2000-an, disaat belanja online belum begitu dikenal.
Lantas mengapa harus dinamakan Black Friday? Menurut sejarah, istilah Black Friday pertama kali digunakan oleh polisi Philadelphia dan Rochester pada tahun 1960-an. Pada saat itu terjadi kemacetan lalu lintas akibat banyak orang yang berbelanja pasca hari Thanksgiving. Hal tersebut membuat Departemen Kepolisian Philadelphia mengeluh karena harus lembur bekerja, sehingga menyebut duka tersebut dengan istilah Black Friday.
Namun terdapat teori lain yang menjelaskan tentang penamaan Black Friday. Dikatakan bahwa kata hitam dalam Black Friday menyimbolkan laporan keuangan yang positif dan mengambarkan suatu keuntungan. Hal ini merujuk pada frasa hitam dan merah yang sering digunakan dalam dunia bisnis. Sementara jika hasilnya negatif, maka warna tinta yang digunakan adalah warna merah.
Black Friday di Indonesia
Seperti yang sudah mimin singgung di atas, Indonesia termasuk salah satu negara yang ikut merayakan event Black Friday. Istilah tersebut juga mungkin sudah tidak asing lagi karena perayaannya berdekatan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Keduanya punya kesamaan dalam memberi kesempatan belanja dengan memanfaatkan iming-iming potongan harga.
Namun saat ini perayaannya masih belum ramai seperti di Amerika Serikat. Hal ini bisa dipahami, mengingat tidak semua toko lokal ikut menyelenggarakan event Black Friday. Biasanya hanya toko-toko yang memang berasal dari luar negeri saja yang menyelenggarakan event tersebut dengan memberikan diskon besar-besaran hingga 80% potongan harga.
Kira-kira itulah penjelasan dan sejarah singkat tentang Black Friday. Jangan sampai kelewatan promo menariknya, berhubung sekarang Black Friday masih berlangsung.
11 comments
Btw Pak Polisi sekarang belanjanya serba online kok, Pak.. Jadi semoga nggak ada lemburan black friday ya, Pak... Hahaha..
Yang paling masuk akal sih karena keluhan Departemen Kepolisian Philadelphia yg dibuat lembur sih, haha..
Tapi kalo di Indonesia mah lebih aman ya, karena nggak merepotkan siapapun, paling-paling nanti ngeluh karena saldo abis buat belanja di moment Harbolnas, wkwk..