Sudah lewat dua minggu sejak penayangan perdana film Spider-Man: No Way Home di bioskop-bioskop tanah air. Film ini berhasil menempati posisi pertama sebagai film superhero terlaris di masa pandemi dengan pendapatan sebesar 1 Miliar Dolar AS.
Sayangnya hasil tersebut hanya mampu menempatkan Spider-Man: No Way Home di peringkat ke-7 dalam urutan film Marvel Cinematic Universe terlaris di box office, dan belum mampu menggeser Avengers: Endgame yang sampai saat ini masih kokoh di posisi pertama. Hal ini bisa kita pahami mengingat situasi pandemi berimbas terhadap jumlah pendapatan yang dihasilkan dari film tersebut.
Terlepas dari itu, sebagai penikmat film-film MCU, saya merasa sangat puas dengan film Spider-Man: No Way Home karena sukses menjadi film penutup MCU di tahun 2021. Banyak adegan-adegan seru dan menegangkan yang ditampilkan Jon Watts selaku sutradara dari film ketiga manusia laba-laba yang dibintangi Tom Holland ini.
Berikut review singkat dari film Spider-Man: No Way Home, jika teman-teman masih belum menonton filmnya dan tidak ingin terkena spoiler, saya sarankan untuk tidak membaca artikel ini sampai habis.
Sinopsis Spider-Man: No Way Home
Film ini melanjutkan kisah setelah peristiwa menegangkan yang terjadi di akhir film Spider-Man: Far From home, dimana Spider-Man difitnah dan identitasnya dibongkar oleh Mysterio (Jake Gyllenhaal) saat sebelum dirinya tewas. Informasi tersebut semakin berkembang dengan penuh spekulasi juga tudingan setelah diberitakan oleh J Jonah Jameson (JK Simmons) lewat media sensasional The Daily Bugle.
Akhirnya banyak orang yang mulai membenci manusia laba-laba tersebut, hingga dia pun dicap sebagai seorang penjahat. Akibatnya kehidupan Peter Parker (Tom Holland) beserta orang-orang terdekatnya menjadi kacau balau. Dampak tersebut turut dirasakan oleh pacarnya, MJ (Zendaya), serta sahabat baiknya, Ned (Jacob Batalon).
Kehidupan Peter yang awalnya tenang dan damai, mendadak heboh karena menjadi pusat perhatian. Rumahnya bahkan tak pernah sepi dipantau oleh media juga masyarakat. Ia pun harus menghadapi berbagai tuntutan hukum usai pemberitaan tersebut.
Putus asa untuk mendapatkan kembali kehidupan pribadinya, Peter akhirnya meminta bantuan kepada sesama anggota Avengers, Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) untuk menggunakan kekuatan magisnya agar dunia melupakan bahwa dia adalah Spider-Man. Ketika Strange setuju membantu, Peter menyela mantranya dan segera hal tersebut merusak struktur ruang dan waktu yang akhirnya membawa para musuh Spider-Man dari alam semesta lain.
Terjadinya kekacauan akibat kecerobohan
Saya termasuk salah satu orang yang berspekulasi kalau multiverse di film No Way Home terjadi akibat suatu hal yang cukup serius. Namun ternyata tebakan saya salah, kekacauan di film ini terjadi justru karena kecerobohan Peter Parker itu sendiri.
Peter meminta Doctor Strange untuk menggunakan mantra penghapus ingatan. Namun disela-sela Strange merapalkan mantra tersebut, Peter malah meminta Strange untuk memberikan pengecualian kepada orang-orang tertentu supaya tidak ikut melupakan dirinya. Alhasil mantra yang dirapalkan Strange pun menjadi kacau, sehingga membuat gerbang multiverse terbuka dan para penjahat yang mengenal Peter Parker mulai berdatangan.
Doctor Strange pun menugaskan Peter untuk mengembalikan mereka ke universe-nya masing-masing. Namun ternyata dia menolak permintaan Strange, sebab dia ingin memberikan mereka kesempatan kedua. Karena sejatinya para villain tersebut menjadi jahat karena keadaan, dan bukan keinginan mereka sendiri.
Perbedaan pendapat membuat keduanya mau tak mau harus bertarung, hasilnya Strange justru kalah dan terjebak di dunia cermin. Kendati demikian, ternyata tidak semua penjahat ingin kembali ke kehidupan normalnya. Dan kali ini perbedaan pendapat pun terjadi antara Peter dan para villain sehingga menimbulkan konflik yang sesungguhnya.
Munculnya karakter-karakter lama yang bikin nostalgia
Kemunculan lima tokoh antagonis dari dua versi film Spider-Man menjadi sebuah kejutan bagi para penggemar. Meski hal ini sudah dikonfirmasi jauh sebelum trailernya dirilis, namun tetap saja saya masih tidak menyangka kalau mereka benar-benar dimunculkan kembali
Kejutan yang sesungguhnya baru diperlihatkan ketika Spider-Man Tobey Maguire dan Andrew Garfield muncul untuk membantu Spider-Man Tom Holland. Mereka bertiga pun akhirnya bekerja sama untuk menghentikan kekacauan yang terjadi akibat ulah para supervillain yang muncul. Adegan team up antara ketiga Spider-Man ini membuat para penonton bersorak, karena mereka dapat kembali melihat aksi superhero masa kecilnya.
Namun ada satu tokoh diluar seri Spider-Man yang ikut dimunculkan disini, dia adalah Matt Murdock (Charlie Cox) alias Daredevil. Walaupun hanya tampil sebentar, tetapi kehadirannya di No Way Home mengindikasikan bahwa sang vigilante tersebut telah resmi bergabung di MCU, dengan diperankan oleh aktor yang sama seperti pada seriesnya.
Menampilkan sisi dewasa Peter Parker
Saya sempat beranggapan kalau Green Goblin, Doctor Octopus , Electro, Sandman, dan Lizard hanya akan jadi pemanis saja di film ini. Namun ternyata tidak, kelima tokoh antagonis tersebut malah menjadi fokus utama Peter di sepanjang film. Walaupun mereka tidak membentuk kelompok Sinister Six, namun kehadiran mereka benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh sang sutradara untuk bisa men-development karakter Peter Parker.
Dan tentu saja hal tersebut membuahkan hasil, disini Peter mulai kehilangan arah, terutama setelah kematian May Parker (Marisa Tomei) secara mengenaskan. Peter mulai paham tentang konsekuensi yang harus dia terima ketika menjadi seorang pahlawan. Ia mau tak mau harus merelakan kehidupan pribadinya dan menjaga jarak dengan orang-orang disekitarnya supaya mereka tetap aman.
Konsep seperti ini sudah pernah kita lihat di film Spider-Man versi Tobey Maguire dan Andrew Garfield. Tak lupa kutipan ikonik dari film Spider-Man juga turut disampaikan disini, yakni "with great power comes great responsibility."
Berkat motivasi tersebut, Peter pun berhasil bangkit dari keterpurukan. Tentunya ini merupakan sisi lain dari Peter Parker yang belum pernah kita lihat di film MCU sebelumnya. Setelah menjadi pribadi yang lebih dewasa, kita semua berharap di film-film selanjutnya karakter Peter Parker versi Tom Holland mampu memberikan kesan di hati penggemarnya, dan membuat mereka mengingat bahwa dia bukan lagi anak remaja plin-plan, melainkan seorang Spider-Man layaknya dua pendahulunya.
Penutup
Untuk masalah adegan pertarungan, jangan ditanyakan lagi. Spider-Man: No Way Home menampilkan banyak adegan pertarungan yang tidak akan kita temukan di dua film sebelumnya. Jenis pertarungannya pun bervariasi, mulai dari pertarungan satu lawan satu, pertarungan tim, hingga pertarungan brutal dan intens. Efek CGI yang sangat canggih membuat adegan-adegan pertarungannya terlihat nyata dan sangat memanjakan mata.
Cerita pada film Spider-Man: No Way Home ditutup dengan keadaan dimana seluruh dunia lupa dengan sosok Peter Parker. Ia kini keluar dari zona nyaman dan meninggalkan kehidupan lamanya. Hal ini bisa dilihat di penghujung film, dimana Peter memutuskan untuk tinggal di sebuah apartemen kecil. Tak hanya itu, alih-alih kembali memakai kostum pemberian Tony Stark, dia justru mendesain kostum Spider-Man miliknya sendiri. Kostum tersebut sepertinya terinspirasi dari kostum Spider-Man Tobey dan Andrew.
Selain menjadi penutup trilogy Homecoming, film Spider-Man: No Way menjadi awal dari pengenalan konsep multiverse di Marvel Cinematic Universe. Tentunya ini menjadi bukti bahwa MCU benar-benar siap untuk mengajak kita berkeliling ke semesta-semesta lainnya. Lantas bagaimana menurutmu tentang film ini? Yuk berikan pendapatmu di kolom komentar.
13 comments
Sayangnya gedung Bioskop di Lamongan udah tutup
Kalau efek audio visual sih udah ga usah dipertanyakan lagi ya. Film2 fantasi gini memang kekuatannya ada pada bagian ini. Seneng banget kalau lihat di layar bioskop, menikmati visual yang canggih dan keren, plus audio yang menggelegar.