Informasi Pengetahuan

Fenomena FOMO yang Berujung Jadi Keyboard Warrior

Afif Dalma
May 14, 2024
16 Comments
Home
Informasi
Pengetahuan
Fenomena FOMO yang Berujung Jadi Keyboard Warrior

Belakangan ini istilah FOMO atau Fear of Missing Out sedang marak digunakan di internet. Meski banyak berseliweran di berbagai media sosial, nyatanya tak sedikit pula yang masih belum mengetahui arti FOMO itu sendiri.

Singkatnya FOMO adalah fenomena yang berkaitan dengan perasaan takut tertinggal karena tidak mengikuti aktivitas atau tren tertentu. Dalam hal ini istilah FOMO sering dikaitkan kepada seseorang atau individu yang secara tiba-tiba tertarik mengikuti sesuatu yang sedang viral di media sosial.

Meski begitu, nyatanya istilah FOMO sudah dipopulerkan sejak tahun 2004 oleh Patrick James McGinnis. Dia menggunakan istilah FOMO untuk menjelaskan situasi tentang dirinya saat berkuliah di Harvard. Pada saat itu, McGinnis harus mengikuti berbagai macam acara dan kegiatan kampus.

McGinnis merasa lelah dengan kehidupan kampusnya, tetapi dia menganggap bahwa kehadirannya sangat penting. Berbagai benturan perasaan mengakibatkan McGinnis sering merasa cemas dan takut melewatkan momentum apapun. Berdasarkan pengalaman tersebut, dia mengambil kesimpulan bahwa FOMO berkaitan dengan rasa cemas dan khawatir yang berlebihan. 

Kemudian istilah FOMO semakin meluas seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Terlebih lagi di era digital seperti sekarang ini, munculnya berbagai aplikasi media sosial baru dapat memicu terjadinya fenomena FOMO.

Sebagai contoh, saat ini sedang ramai tentang Timnas Indonesia U-23 setelah berhasil mencatatkan sejarah sebagai tim debutan yang mampu mencapai semifinal. Alhasil terjadilah lonjakan antusiasme yang meluas yang tidak hanya terjadi di stadion, tetapi juga menjalar ke media sosial. 

Artikel ini tidak bermaksud untuk mengurangi euforia atau kebanggaan atas prestasi Timnas, tetapi lebih untuk membuka diskusi tentang bagaimana kita, sebagai masyarakat, ikut merasakan dan merayakan momen besar tersebut khususnya di media sosial.

Sumber foto: pssi.org

Sebagian orang menganggap sepak bola bukan hanya sekedar permainan, tetapi juga menggambarkan identitas nasional suatu negara yang menjadi sebuah kebanggaan. Sebagai tim yang sedang berkembang, tentunya dukungan dari berbagai pihak, termasuk suporter sangat diperlukan untuk kemajuan Timnas.

Sayangnya, di balik dukungan yang masif ini, tersembunyi fenomena FOMO yang seringkali tidak disadari. Perasaan takut ketinggalan sesuatu menjadi suatu dorongan psikologis yang membuat seseorang mau tidak mau harus terhubung dengan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain, dan ini menjadi sangat kuat dalam konteks sepak bola.

Fenomena FOMO mendorong penggemar untuk terus berpartisipasi secara aktif dalam setiap obrolan di internet, dengan tujuan agar mereka tidak ketinggalan tentang update terbaru tentang tim yang didukungnya. Sebagian besar bahkan mengikuti segala informasinya tapi tidak untuk menikmati permainan, melainkan demi menghindari rasa terisolasi dari orang-orang atau komunitas disekitarnya.

Alhasil banyak orang terdorong untuk mengikuti euforia di media sosial, meski disisi lain mereka tidak memiliki pemahaman mendalam tentang apa yang mereka ikuti tersebut. Fenomena FOMO tidak hanya mempengaruhi penggemar berat, tetapi juga mereka yang kurang paham atau bahkan tidak tertarik dengan sepak bola sebelumnya.

Ketika Timnas Indonesia U-23 berhasil melaju ke babak semifinal Piala Asia U-23 2024, menjadi puncak dari fenomena FOMO dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Antusiasme tersebut terlihat dari banyaknya acara nonton bareng (nobar) yang diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia. 

Namun ketika Timnas U-23 gagal melaju ke partai final serta gagal merebut tiket ke Olimpiade Paris 2024. Hal tersebut tidak disambut baik oleh sebagian besar penggemar yang sudah menaruh ekspektasi cukup tinggi. 

Padahal sebelum turnamen dimulai, target awal yang harus dicapai yaitu lolos dari fase grup. Namun karena adanya momentum yang dibarengi fenomena FOMO membuat banyak pendukung menaruh harapan lebih. Tanpa mereka sadari, keinginan untuk tidak melewatkan momen tersebut lebih penting daripada substansi sebenarnya dari apa yang dirayakan.

Kemudian mereka yang merasa kecewa dengan hasil akhirnya berubah menjadi keyboard warrior. Istilah keyboard warrior merujuk pada bentuk pelampiasan emosi saat menggunakan media sosial dengan melontarkan kalimat-kalimat pedas.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya komentar-komentar negatif di media sosial yang kerap kali dilontarkan oleh para keyboard warrior untuk menyerang berbagai pihak, baik itu pihak internal maupun eksternal yang dirasa menjadi penyebab dari kegagalan tersebut. 

Akibat adanya benturan antara keinginan untuk tidak ketinggalan dengan kebutuhan untuk menikmati momen-momen tersebut secara sehat, membuat euforia ini tidak bisa dirasakan secara penuh khususnya oleh si penggemar sejati.

Blog authors

Afif Dalma
Afif Dalma
I'm a fast learner individual who loves the world of technology include: digital marketing, graphic design, blogging and programming.

16 comments

  1. feryefend
    feryefend
    May 17, 2024
    Wah, ini yang sering terjadi di akhir" ini. Kasus terakhir yang pecah, persoalan koin micin cryptocurrency, masih banyak yang senggol-senggolan haha
  2. Lifestyle Blogger
    Lifestyle Blogger
    May 17, 2024
    FOMO ini memang lagi banyak terjadi di berbagai kalangan, atau FOMO terhadap sesuatu, untungnya saya bukan tipikal orang yang FOMO-an, dan keyboard warrior ini ngeri juga ya ketikan-ketikannya
  3. Finaira Kara
    Finaira Kara
    May 17, 2024
    Emang baiknya konteks FOMO-nya tuh diseleksi alias filter aja sesuai syariat, bidang kerjaan, kemampuan, dan lingkungan. Boleh aja sih FOMO, tapi apakah itu dinilai menjangkau kebutuhan, kalau cuma ngikut tanpa basic apa-apa dan tanpa visi apa-apa ... useless ga sih jatuhnya(?)
  4. Nia K. Haryanto
    Nia K. Haryanto
    May 17, 2024
    Iya ya, fenomena FOMO ini sekarang kerasa banget. Jangankan anak muda, orang-orang tua aja banyak yang begitu. Merasa tertinggal jika belum tahu dan ikut berkomentar soal hal-hal yang lagi viral. Kalo yang viralnya bagus sih oke. Lha kalo yang viralnya jelek, waduh ngeri. Aku sekarang lagi ngurang-ngurangin ngikutin hal-hal yang lagi hits atau viral. Soalnya banyak yang jelek. Aku takut kebawa jadi keyboard warrior. Aku mah gampang emosian soalnya. Hahahaha.
  5. Nia K. Haryanto
    Nia K. Haryanto
    May 17, 2024
    Iya ya, fenomena FOMO ini sekarang kerasa banget. Jangankan anak muda, orang-orang tua aja banyak yang begitu. Merasa tertinggal jika belum tahu dan ikut berkomentar soal hal-hal yang lagi viral. Kalo yang viralnya bagus sih oke. Lha kalo yang viralnya jelek, waduh ngeri. Aku sekarang lagi ngurang-ngurangin ngikutin hal-hal yang lagi hits atau viral. Soalnya banyak yang jelek. Aku takut kebawa jadi keyboard warrior. Aku mah gampang emosian soalnya. Hahahaha.
  6. Fend
    Fend
    May 17, 2024
    Pernah FOMO dulu pas investasi saham, gara-gara rame saham Goto pas awalnya melantai di bursa saham, ikutan beli ujungnya malah nyangkut di harga atas. Sedih bgt.
  7. Muhammad Rifqi Saifudin
    Muhammad Rifqi Saifudin
    May 17, 2024
    Miris sih sama pihak-pihak yang FOMO ini. Orang-orang yang euforia ketika sedang dalam kondisi di atas tapi waktu di bawah langsung menghujat apapun yang terjadi. Menurutku sih ini sudah waktunya kita untuk lebih peka lagi sih sama situasi, jangan terlalu euforia jadi ketika di bawah tidak langsung mengamuk tidak jelas
  8. Rafahlevi
    Rafahlevi
    May 16, 2024
    Wahh baru tau kalo 'fomo' dah populer di tahun 2004..
    Fomo tuh kadang menjebak emang.. in anything yaa.. kalo lagi trend pengennya emang suka ikut biar ip to date sama yg lagi rame.. kalo misalnya kaya ngtweet timnas pas lagi rame termasuk fomo ga sih hahaha
  9. Diah Alsa
    Diah Alsa
    May 16, 2024
    nah iyah, setelah pertandingan U-23 ini belakangan jadi banyak baca kekesalan penonton, banyak meme juga yang muncul.
    kayaknya yang biasanya gak nonton bola jadi ikutan nonton biar bisa ikutan nimbrung juga, FOMO gitu deh ya.
  10. Lintang
    Lintang
    May 16, 2024
    Kadang ngga baik juga sih FOMO tuh, malah too much kataku sii. Kaya target awalnya yang mau lolos dari fase grup tapi karena FOMO jadi bikin ekspektasi lebih. Alhasil malah jadi ajang keyboard warrior kan huhuu.
  11. Show more
  12. Rusdiana - Ciungtips
    Rusdiana - Ciungtips
    May 16, 2024
    Banyak orang indonesia itu hujat dulu mikir kemudian, pas berhasil disanjung-sanjung pas kalah di hujat habis. Miris banget sih, sampai klub luar kena hujat juga gara-gara hal sepele.
  13. Agustina Purwantini
    Agustina Purwantini
    May 15, 2024
    Hih aku kesal banget pada tuh mereka yg FOMO sepakbola 🤣 Kerap kali mereka tuh melakukan sesuatu yg "ajaib" dan malah merusak suasana gitu.
  14. Tukang jalan jajan
    Tukang jalan jajan
    May 15, 2024
    FOMO emang sesuatu yang sangat lazim jadinya di Indonesia tapi emang kalau dilihat jari jemari orang Indonesia memang lemes banget kalau nulis komentar pedas dan menusuk. Sereeem ngebacanya
  15. Herijo
    Herijo
    May 15, 2024
    Kalo saya fomo juga terhadap bidang yang saya sukai misalnya keislaman, teknologi, dan kepenulisan. tapi kalo untuk konteks diluar itu seperti sepakbola ini, saya gak terlalu update. Jadi menurut saya harus ada filter untuk menyaring informasi yang bermanfaat, bukan sekedar ikutan tren sesaat.
  16. Nurul Sufitri
    Nurul Sufitri
    May 14, 2024
    FOMO ini berlaku untuk semua situasi dan kondisi ya? Ada saatnya seseorang merasakan tertinggal akan suatu hal. Namun sebenarnya ga mesti kurang percaya diri juga sih hanya karena ketakutan tersebut. Soal kata2 pedas dalam komentas socmed karena kecewa dengan kekalahan yaa itu mesti disikapi lebih bijaksana aja mungkin ya hehehe.
  17. shinobi apuy
    shinobi apuy
    May 13, 2024
    istilah fomo lagi jadi trend saat ini dan banyak di pakai gitu. Positif seh pengen tau, tapi keingingan ini jika terlalu berlebihan jadi buruk
Berkomentarlah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan sopan :)